SEKILAS INTERMEZO

“Storytelling about myself”

Berawal dari sebuah angan yang indah yang terbenak didalam hati dan akhirnya menimbulkan sesuatu yang berkilau. Apakah itu ?? Mimpi tentang sebuah keinginan pribadi yang melesat cepat dipikiran ini yang akan diwujudkan menjadi sebuah cita-cita dimasa yang akan datang.
Mimpi, angan, cita-cita, keinginan, serta harapan yang menjadi berlian dimasa yang akan datang jika semuanya menjadi nyata.
Saya Lita Sarawati biasa dipanggil Lita, dibalik sebuah nama yang sangat sederhana itu saya mempunyai banyak kemampuan yang saya kembangkan dari dulu hingga saat ini, contohnya dalam membuat cake ataupun mengkreasikan cake tersebut menjadi lebih indah dan terlihat unik. Saya sangat terinspirasi dengan cheff atau artis Farah Quen yang sangat ahli dalam membuat berbagai masakan asia ataupun membuat cake yang mempunyai citra rasa yang menggoda lidah untuk mencicipinya dan dia pun mempunyai banyak kemampuan dari segi apapun. Kisah saya dengannya hampir sama karena awalnya saya bercita – cita ingin menjadi seorang cheff yang bisa membuat berbagai macam makanan hingga dapat membuka restauran kue, makanan asia, hingga aneka jajanan pasar tetapi pada akhirnya saya pun dituntut oleh orangtua saya untuk kuliah di fakultas ekonomi dengan tugas dan tanggungjawab yang bertolak belakang dengan keinginan saya dahulu. Tetapi hambatan itu tidak menjadi sesuatu yang membuat saya berhenti untuk meneruskan bakat atau kemampuan saya dibidang tersebut. Saya pun akan tetap menjadi cheff dimasa yang akan datang dengan berbagai kreatifitas yang ada dalam diri saya, dengan saya terjun ke fakultas ekonomi ini akan menambah nilai positif untuk saya agar dapat mengerti apa itu bisnis dan berwirausaha untuk ke depannya. Selain itu saya mempunyai kemampuan seni beladiri, saya menekuni seni beladiri ini sejak saya masih duduk dibangku SMP hingga saat ini. Saya pun ingin menjadi atlet yang mempunyai nilai kualitas yang tinggi dan dapat meneruskan kesenian beladiri warisan Indonesia tanah air kita. Tetapi dibalik kemampuan saya yang berbagai macam tersebut, saya mempunyai nilai negatif untuk pribadi saya yang tidak patut untuk dicontoh. Mental dalam pembentukan pribadi saya sangatlah kurang karena saya tidak mempunyai mental yang cukup bagus dalam menyampaikan aspirasi ataupun bercakap dengan audiens dalam jumlah banyak. Saya hanya sering menjadi orang dibalik layar dengan kemampuan yang saya miliki, contohnya seperti cheff, pengarang novel, dan lain-lain. Sehingga hanya ada dua nilai baik untuk diri saya yaitu moral dan moril dan saya cukup bersyukur mempunyai nilai positif tersebut.