Jumat, 25 Juli 2014

Jangkar Cinta

Sepasang kekasih itu bediri di tengah kerumunan orang yang berlalu lalang. Di antara suara air yang menderu dan angin yang berhembus kencang. Waktu mereka hanya sebentar, dalam hitungan menit keduanya akan dipisahkan oleh sebuah keadaan. Tak ada yang tahu kapan keduanya akan bertemu lagi. Hanya waktu dan kehendak Tuhan yang mampu menjawabnya. Keduanya saling menatap dengan mata yang berkaca-kaca. 
“Jangan pergi!” Sang gadis memohon dengan penuh harapan.
            “Aku harus pergi.” Jawab pria itu dengan tegas.
            “Aku takut.”
            “Begitupun aku. Tetaplah di sini, tetaplah menanti. Aku akan kembali. Pasti.” 
Ucap pria tersebut sambil memeluk erat sang gadis. Air mata pun tak dapat dibendung lagi oleh keduanya. Sang gadis menangis sejadi-jadinya. Sementara sang pria hanya meneteskan air mata. 
            “Aku pergi.” Ucap pria itu lagi yang kini telah melepaskan pelukannya itu. Diambilnya sebuah kotak hadiah dari dalam ranselnya dan diberikannya kepada sang gadis.  Sang gadis semakin menangis kencang sambil memeluk hadiah tersebut. Sang pria yang tak tega melihat sang gadis menangis memeluknya lagi dan mencoba menenangkannya. 
“Udah, aku nggak apa-apa.” Ujar sang gadis mengusap air matanya dan memberikan senyum lebar kepada sang pria. 
“Nah, gitu kan enak. Aku bisa pergi tanpa beban. Aku pergi ya sayang. Jangan ada air mata lagi. Cukup senyum lebar yang terus kasih semangat buat aku.” Sahut sang pria membuat sang gadis merasa tenang. Sang gadis tak mampu berkata-kata hanya sebuah senyum lebar yang terbentang di wajahnya. 
“Aku sayang kamu.” Katanya lagi sambil mengecup kening sang gadis, kemudian diambilnya tas ransel berukuran cukup besar dengan warna hijau, hitam, dan coklat yang  bercampur menjadi satu. Diambilnya sebuah topi dengan warna yang sama seperti tasnya, dan diberikan kepada sang gadis tersebut.
            Sang gadis menerimanya dengan tersenyum lalu memakaikan topi itu di kepala sang pria, kemudian ia memberikan hormat. Sang pria pun tersenyum dan membalas salam hormat itu lalu pergi. Dengan pasti ia melangkahkan kakinya menuju sebuah kapal yang besar yang siap membawanya ke medan perang. 
            “Aku sayang kamu juga. Aku pasti tunggu kamu pulang. ” Teriak sang gadis sambil melambaikan tangan kepada sang pria yang sudah berada di atas kapal. Sang pria membalas lambaian tangan tersebut sambil tersenyum dan mukanya memerah. 
            Sang gadis terus memperhatikan sang pria dari jauh dengan senyum dan masih memeluk hadiah dari sang pria. 
Kapal itu berbunyi dan mulai bergerak. Perlahan namun pasti hingga lenyap dari pandangan sang gadis. Sang gadis menutup matanya, menghela nafas panjang lalu tersenyum lebar dan meninggalkan tempat itu. 

Happiness will be come

Aku tidak pernah berharap lebih dari dirimu ataupun meminta dirimu menjadi seorang pujangga yang pandai merangkai kata-kata indah yang selalu dapat menenangkan hatiku.
Satu yang aku inginkan hanyalah dirimu yang hadir disetiap hari-hari ku yang sepi ini, entah karena lelucon yang sering kau lontarkan padaku ataukah karena engkau seseorang yang periang yang dapat membuatku nyaman berada disisimu, entahlah. Aku tak perlu banyak berangan-angan tentang dirimu bahwa dirimu dapat menjadi seperti yang ku inginkan karena itu semua hanya dapat menambah bebanku. Untuk berharap bertemu kamu saja aku mulai tidak sanggup lagi karena begitu sibuk dirimu akan urusanmu yang tidak dapat kau tinggalkan walau hanya satu jam saja bertemu diriku. Semua pertemuan kita terkadang lebih sering terhalang oleh hal-hal yang membuat dirimu senang sendiri tanpa memikirkan diriku. Seperti acara-acara dengan keluarga kamu, hobby mu, urusan kuliah mu, ataupun urusan yang tidak penting kau lakukan juga.
Oh My Godnes , terkadang diriku butuh teman untuk ku jadikan bintang dihatiku.
aku percaya kebahagiaan itu akan datang dan menghampiri diriku tetapi kapan Engkau dan waktu mempertemukan kebahagiaan itu untuk diriku dan dirinya ??
Sekarang kebahagiaan itu adalah harapan kami,
lalu kerinduan adalah teman kami,
dan kebersamaan adalah impian kami,
yang terakhir kesetiaan adalah jiwa kami.
Kapan hari-hari indah itu berujung pada aku dan dirimu ? Mungkin aku bukanlah seorang Olive yang sanggup setia, dan menemani si Popeye yang selalu pergi dan entah kapan Popeye kembali. Aku hanyalah wanita yang berusaha tegar, kuat, dan berdikari. Tetapi bukan karena usaha ku yang dapat membuat diriku bertahan dengan dirimu hanya karena masa depan yang telah kita tata rapi untuk kita berdua dan anak cucu kita nanti. Bukan karena uang ataupun harta semata, aku bertahan untuk dirimu. Kebahagiaan ku tidak dapat dibayar oleh uang kamu yang berlimpah ruah tetapi kebahagiaan ku, ya hanya dirimu yang dapat menemani diriku disini..
Maaf jika aku terlalu banyak mengeluh karena inilah perasaan diriku yang sesungguhnya.
andaikan bantal, guling, selimut, malam, hingga tembok dapat berbicara mungkin ia akan menceritakan kenyataan yang aku rasa selama ini terhadap dirimu. Sayangnya mereka yang dapat menjadi saksi, saksi bisu atas kepiluan yang tidak dapat terungkap.
Banyak orang yang terkadang memperhatikan ku karena kesedihan diriku yang tak kunjung reda.
tetapi aku hanya menjawab dengan senyuman pilu yang tertahan airmata.
mungkin dirimu mengetahui apa yang aku lakukan selama tidak ada dirimu tetapi itu semua tidak mengurangi rasa sayang dan cintaku padamu. trust me ... !!! all happiness will arrive in due course.

Happy Birthday for my boy


Happy Birthday, untukmu yang disana 

       Sudah satu tahun sejak tulisanku yang lalu, mungkin kamu hari ini sudah berbeda dengan setahun yang lalu dan sudah lama pula kita tidak berjumpa untuk saling bertatap mata dan membagi cerita dari rasa suka hingga duka yang kita alami selama satu tahun ini. Mungkin sekarang kamu telah berubah, berubah dengan semua yang pernah kuingat sewaktu kamu di SMA dulu. Mungkin kamu sekarang sudah menjadi pria yang dewasa, gagah, dan mempunyai kharismatic yang membuat aku lebih menyukaimu, seorang pria wibawa yang memilih lautan sebagai mencari jati diri dan meraih cita-cita yang telah lama ia rencakan. Dan, kita telah lupa untuk saling mengingat, juga merasakan yang pernah terjadi dulu.
          Waktu bergerak dengan begitu cepat, pertemuan dan perpisahaan berganti ganti seperti pakaian yang melekat ditubuh kita. Dulu, kamu laki laki yang berambut lurus yang senang berkumpul dengan teman-teman seperjuanganmu di sebuah organisasi pencak silat merpati putih. Dulu, aku hanyalah seorang wanita manja yang senang sekali menghabiskan uang orangtua ku hanya untuk berbelanja. Kita berproses dalam waktu, bertambah dewasa dengan takdir yang kita tekuni, semua sudah berbeda dan tak lagi sama.
          Apakah kamu masih menjadi laki laki dengan senyum manis yang seringkali kucuri keindahannya, dengan diam-diam menatapmu ?? apakah kamu masih orang yang sama, pria dengan sikap sederhana yang mampu melayangkan  bayang bayang menjadi kebahagiaan yang mengalir pelan ? ceritakan padaku, apa yang kaualami selama setahun kemarin ?? kebahagiaan yang berlipat lipatkah ?? aku yakin, kamu selalu bahagia, karena kebahagiaanmu masih sering kurapal dalam doa.
          Kita sudah lama tak saling bertatap mata, tapi aku tak pernah lupa sinar matamu ketika menatapku dengan lugu. Aku tak bisa melupakan senyummu yang membuatku bertanya tanya, tak ada diksi yang pas untuk mengungkapkan perasaanku dulu. Mungkin, kamu masih ingat, kita dulu masih sangat kecil untuk berbicara dan berbincang tentang cinta. Karena hatimu dan hatiku belum siap untuk memahami yang telah terjadi saat itu, kita menjalani banyak perasaan terkesan. Setiap pertemuan adalah goresan baru dalam kertas putih, aku berharap tak ada penghapus yang mampu menghilangkan hari hari menyenangkan yang pernah kita lalui dulu.
          Kamu mengajarkan banyak rasa. Dari rasa canggung, malu, bingung, berbohong pada perasaan sendiri, memendam, dan enggan banyak berkomentar. Sosokmulah yang telah memacu aku bercerita lewat puisi, puisi pertamaku bercerita tentang hal sederhana yang kita lewati. Pemilihan katanya masih begitu berantakan, mungkin jika saat itu kutunjukkan padamu, kamu pasti tertawa mengejekku. Lalu, mengetuk mejaku dengan jemarimu yang panjang dan besar besar. Betapa manisnya kita dulu, sayang semuanya hanya kenangan yang tak bisa terulang. Semua seperti mimpi yang sulit diputar ulang kembali. Seandainya hidup adalah kaset, aku ingin terus memainkan lagu yang sama, lagu yang terdengar indah dan mesra ....
saat-saat keluguan  kita membiarkan cinta ada dan bertumbuh.
          Diumurmu yang semakin bertambah, delapan belastahun rupanya, tahun lahir kita sama namun tanggal dan bulannya berbeda. Aku hanya ingin mendoakan cita-cita dan harapanmu yang dulu sempat kau ceritakan . kamu bilang, kamu mau jadi seorang pilot, lalu aku jadi politisi. Ingat ?? lucu iyah, melihat kenyataan yang ada. Kamu sekarang seorang pelaut, dan aku sekarang seorang mahasiswi Gunadarma. Rindukah kamu dengan percakapan-percakapan kita yang mengundang tawa itu? Dengan riuhnya taman suropati yang tak terlalu mengganggu pembicaraan kita, kamu mengubah posisi dudukmu, memutar hingga 45 derajat hingga dekat denganku. Kita memangku dagu, lalu bercerita, berkhayal, bermimpi, seperti anak SD lainnya.
          Dulu, aku tak pernah berpikir untuk memperjuangkan kamu. Aku hanya tahu, kalau perasaanku begitu unik dan menyenangkan. Kamulah yang pertama kali membuat hatiku tergoncang. Aku masih ingat betul, saat kita bertemu pertama kali didepan pagar sekolah, memainkan hp sambil smsan dengan bertatap muka, tetapi kita tidak pernah sadar kalau kita sangat dekat. Mencari cari tempat yang tidak terlalu panas untuk latihan MP. Membeli makanan disebelah kantin kelas kita dulu. Nampaknya, tempat tempat yang pernah kita kunjungi bersama sekarang sudah banyak berubah. Begitu juga aku dan kamu yang banyak berubah. Perasaanku memang tak lagi sama, tapi entah mengapa  aku tak bisa melupakan kenangan yang sudah lebih dulu terjadi. Dibalik ingatan yang ada, menyakitkan memang jika aku selalu mengingat banyak hal yang tak pernah sepenuhnya kamu ingat.
          Kita sudah lama tak bertemu, bagaimakah wajahmu ?? masihkah tatapanmu lembut seperti dulu ?? apakah suaramu masih hangat dan tawa renyahmu masih begitu menyejukkan ?? berbahagialah diumurmu yang baru, semoga kebahagiaan dan sepaket cita-citamu selalu terwujud bersama dengan kuatnya usahamu.
Tadi aku bercerita tentang kegalauanku
Apa itu galau?
apa yang aku rasa ini dinamakan bahasa hitz galau
aku tak mengerti akan ini semua
yang menjadikan jawaban terbesar

Bagi otak tengahku, otak kanan ku, otak kiriku
pikiranku pun mulai terasa berputar untuk bekerja
merumuskan sesuatu dan memecahkan persoalaan
tanpa harus salah melangkah, yeah seperti orang bilang

ingin ini, ingin itu, mau ini, mau itu, bingung ini, bingung itu, memilih ini, memilih itu
apa ini yang dinamakan galau seperti orang bilang ?
terasa dialami saat ini tentang sebuah keputusan sesuatu
harus memilih diantara ribuan orang yang aku sayangi, cintai
dalam satu arti, satu kepastian, satu kebanggaan bukan kepalsuan
untuk mencari jiwa yang bertanggung jawab
mungkin inilah nama galau seperti orang bilang

bingung memilih yang dikatakan hati
ingin menempatkan sesuatu tapi takut salah
mencari sesuatu yang belum terjawab
ingin segera menemukan sesuatu yang dituju tanpa sebuah keliru

jutaan kata-kata bagaikan kumpulan kata-kata
hingga menjadi diary dalam sehari hari
biarlah untuk kebebasan dalam berekspresi
mengungkapkan rasa dalam kata bagiku
akan menjadi sebuah energi tersendiri

Puisi bodoh dengan diksi yang berantakkan ini masih kusimpan, terlalu jujur, tak ada rasa malu. Dan, tiba-tiba saja, rasa itu menyembul lagi, ingatan itu muncul lagi.